Karomah Syekh Jafar Sidiq Gunung Haruman

Gundana

Sejarah tidak pernah habis untuk dibahas dan sangat menarik untuk ditelusuri, terutama yang berkaitan dengan ilmu ghaib dan hal-hal supranatural. Meskipun saat ini hidup di zaman yang sangat maju, namun rasa penasaran masyarakat tentang hal-hal ghaib masih tetap ada. Salah satu yang menarik untuk diketahui adalah sejarah Syekh Muhamad Jafar Sidik Cibiuk Limbangan Garut, yang meskipun dibesarkan di Garut, ternyata memiliki kaitan dengan Sumedang. Pada zaman dulu, Limbangan merupakan bagian dari wilayah kerajaan Sumedang Larang dan Kabupaten Parakanmuncang. (sumber wikipedia).

Apalagi, Syekh Muhamad Jafar Sidik pernah singgah di patilasan Gunung Cibedug Dusun Cibubut Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel. Syekh Muhamad Jafar Sidik adalah salah seorang tokoh penyebar Islam di Garut, Jawa Barat adalah Syekh Muhamad Jafar Sidik Cibiuk yang hidup satu perjuangan dengan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya dan Syaikh Maulana Mansur Banten.

Hingga saat ini banyak masyarakat yang datang berziarah ke makam Syekh Ja’far Sidiq yang terletak di Gunung Haruman Cibiuk dan nama Haruman ini kemudian jadi nama lain Syekh Ja’far Sidiq, Sunan Haruman, namun masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Embah Wali Cibiuk.

Menurut riwayat, Syekh Ja’far Sidiq ini bersahabat baik dengan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan dan Syekh Maulana Mansur Banten, bahkan persahabatan Syekh Ja’far Sidiq dengan Syekh Maulana Mansur tergambar jelas dari gaya arsitektur bangunan masjid yang bernama Masjid Agung Syaikh Ja’far Shiddiq.

Makam Mbah Wali Jafar Shidiq sendiri terletak di kaki Gunung Haruman, Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk yang lokasinya berjarak sekitar 5 kilometer dari Mesjid Mbah Wali.

Selain Mewariskan Masjid, Peninggalan dari Puteri Syekh Muhammad Jafar Sidik Mewariskan Resep Sambel Cibiuk

Nama Haruman sendiri berasal dari Gunung Haruman, tempat kompleks pemakaman berada. Kompleks pemakaman berada di pinggir Jalan Raya Cibiuk. Untuk mencapai lokasi makam, peziarah membutuhkan sedikit perjuangan dengan menaiki puluhan anak tangga. Jarak dari lokasi parkir ke pemakaman diprkirakan sekitar 200 meter.

Selain mewariskan masjid, ada juga peninggalan lain dari puteri Syekh Ja’far Shidiq yang bernama Nyimas Siti Fatimah, ia mewariskan resep kuliner Sambel Cibiuk yang sampai hari ini masih terkenal hingga ke beberapa kota besar di Indonesia. (Sumber: Humas Diskominfo Garut).

Balubur Limbangan adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Garut yang sekian lama dijadikan ibu kota kabupaten sebelum beralih ke Garut. Seperti tercatat dalam sejarah, Limbangan awalnya bagian dari wilayah kerajaan Sunda. Pada saat itu namanya adalah Rumenggong (berasal dari kata rumenggang yang dalam bahasa Sunda artinya renggang atau jauh, karena berada di antara Galuh dan Sunda), dan penguasanya dikenal sebagai Sunan Rumenggong. Setelah kerajaan Sunda runtuh, wilayah ini sempat menjadi wilayah bawahan Sumedang Larang.
Pada tanggal 24 Maret 1706, Limbangan yang awalnya hanya sebuah distrik di bawah Kabupaten Sumedang.

BACA JUGA:   Kuliner solo yang buka hari ini

Gerbang masuk kemakam syekh jafar sidik limbangan garut.

LIMBANGAN,Suaraindependentnews.id-Wisata Religi Makam syekh Jafar Sidik yang terletak di desa Cipareuan, Kecamatan cibiuk. Memiliki luas sebesar 5 hektar Dipenuhi pengunjung yang kebetulan bertepatan dengan bulan rajab,dimana para peziarah memanfaatkan moment bulan tersebut untuk mencari wasilah dengan melakukan zarah kubur ke makam wali alloh.13/3/2021

Bis para peziarah yang datang pada bulan rajab

Tempat peninggalan yang menyimpan nilai sejarah pada masa penyebaran islam khususnya di daerah garut utara limbangan(blambangan) ini meyimpan banyak kisah perjuangan di masa kala itu. Dan manfaat serta keberkahannya masih bisa dirasakan sampai sekarang oleh masyarakat sekitar dan pengolaannya pun oleh masyarakat sekitar bersama tokoh ulama setempat.

Menurut Edi dilapangan yang berhasil menanyakan alkisah sejarah makam tersebut kepada pengurus makam pak Icang menuturkan,”Makam Syekh jafar sidik terdiri dari empat makam utama yang kesemuanya merupakan kerabat dekat dari jafar sidik dan penyebar agama islam di daerah garut khususnya.

Keempat makam tersebut adalah makam eyang abdul jabar yang merupakan mertua dari jafar umar sidik. Makam mbah wali syekh jafar sidik sendiri, Eyang siti fatimah yang merupakan istri dari jafar, Dan makam Eyang wali muhamad nur kosim yang tidak lain adalah kakaknya. Keempat makam tersebut terletak berurutan sesuai dengan urutan penyebutannya dari atas kebawah kawasan makam yang masing-masing dibatasi oleh pagar kayu.

Hingga pada saat ini banyak masyarakat yang datang berziarah ke makam Syekh jafar sidik. Yang terletak di gunung haruman cibiuk dan nama haruman ini kemudian jadi nama syekh jafar sidik. Sunan haruman, Namun masyarakat setempat sering menyebutnya dengan mbah wali cibiuk.

Peziarah bersama pengurus sekaligus penjaga makam karomah

Icang pun menerangkan secara detil bahwa, Syekh jafar sidik ini sahabat baiknya dengan Syekh abdul muhyi pamijahan dan syekh maulana mansur banten. Bahkan persahabatan Syekh jafar sidik dengan syekh maulana mansur banten tergambar jelas dari gaya arsitektur bangunan masjid yang bernama masjid Agung syaikh ja’far shidiq.

Masjid yang sudah beberapa kali di mengalami renovasi tersebut di perkirakan sudah beusia lebih dari 400 taun dan sampai sekarang ‘pataka’ yang terbuat dari ukiran batu dan di pasang di pucuk atap bangunan masjid tersebut masih utuh dan dirwat baik oleh para pengurus masjid dan warga sekitar yang masih dikeramatkan sebagai masjid tertua yang ada dilimbangan kabupaten garut.terang Edi

Edi/yasman**

agus gunawan Agus Menulis Cibiuk, Garut, Syaikh Abdul Muhyi

Cibiuk dan Makam Mbah Wali

Cibiuk sebuah daerah yang berada di Kabupaten Garut , menurut data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Cibiuk, secara demografi Cibiuk berada di kaki gunung Haruman, beriklim sejuk serta sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, dengan jumlah penduduknya 35.728 jiwa. Dalam bidang pendidikannya, Cibiuk tak ketinggalan jauh dengan Kecamatan lainya yang ada di Kabupaten Garut, cukup komplit mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, atau kejuruan. Begitupun dalam bidang sosial keagamaan, mayoritas masyarakat Cibiuk menganut agama Islam, dengan ditandai dengan banyaknya Pesantren dan berdirinya Masjid dikampung-kampung.[i]

BACA JUGA:   Taman wisata edukasi anak kampoeng cihideung kabupaten bandung barat jawa barat

Nama Cibiuk berasal dari sebuah surat yang ditujukan Syaikh Abdul Muhyi kepada Syaikh Ja’far Shadiq, suratnya berbunyi

حضرة الأخي السقيق جعفر صادق العورى في كالي باجين

Kalibacin, kali berarti air, sungai yang dalam masyarakat Sunda dikenal dengan Ci, Bacin berarti bau yang kemudian menjadi Biuk, maka Kalibacin dikenal menjadi Cibiuk, yang berarti “air bau”. Yakni di daerah Pasantren Tengah terdapat mata air yang airnya jernih namun ada sedikit bau tanah.[ii]

Nama Cibiuk tidak terpisah dari Komplek makam Keramat Haruman, Makam Syaikh Ja’far Shadiq penyebar agama Islam di daerah Jawa Barat. Syekh Ja’far Shadiq  berkiprah di Cibiuk dan sekitarnya kira-kira pada penghujung abad ke-18. Ada kisah yang populer di masyarakat, Konon Mbah Wali Syaikh Ja’far Shadiq, Syaikh Abdul Muhyi, dan Syaikh Maulana Mansur sering shalat di Mekkah bersama-sama.[iii] Berikut kisah Syaikh Ja’far Shadiq yang penulis peroleh dari Ajengan Encep:

Syaikh Maulana Mansur dikarunia karomah dengan nembus bumi,  Syaikh Abdul Muhyi dikarunia karomah dengan dengan menembus laut, Syaikh Ja’far Shadiq dikarunia karomah dengan lewat udara. Syaikh Maulana Mansur menembus bumi dari Mekkah dan keluar di Ciburial, Pandeglang, Banten, yang dinamakan Batu Qur’an. Suatu hari Syaikh Ja’far Shadiq dan Syaikh Abdul Muhyi berencana untuk pulang bareng dari Mekkah ke Pulau Jawa dan akan saling bertemu di Gunung Limbangan, (sekarang di dekat alun-alun ada sebuah batu). Syaikh Ja’far Shadiq telah sampai lebih dulu di Limbangan, tapi Syaikh Abdul Muhyi belum sampai, setelah lama menunggu tibalah Syaikh Abdul Muhyi. Dia minta maaf perihal keterlambatannya. Lalu bercerita sebab keterlambatannya, sewaktu saya menembus laut dan tiba di laut Haila saya menggigil dingin, oleh karenanya aku memutuskan untuk istirahat dan sekedar menghilangkan dingin saya menyalakan rokok, baru saja satu isapan tiba-tiba jalan yang tadinya terang menjadi gelap. Saya tersadar bahwa telah melakukan ke-makruh-an,[iv] lalu saya bertaubat kepada Allah atas kekhilafanku, selanjutnya jalan mulai terang kembali dan saya melanjutkan perjalan. Hingga saat ini di sekitar makam Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan ada larangan merokok.

Menurut cerita Embah Lembang memiliki Kuda Sembrani atau dalam mitologi Yunani dikenal dengan Pegassus, Kuda Sembrani ini adalah tunggangannya Embah Lembang yang digunakan untuk ber-uzlah atau berkontemplasi di udara. Menurut masyarakat sekitar, sampai sekarang banyak orang yang sering mendengar suara ringkikan kuda dan langkah lari kuda pada waktu tengah malam disekitar makam Embah Lembang.

BACA JUGA:   Harga tiket masuk rindu alam guci 2022

Makam Embah Wali Syaikh Ja’far Shadiq bersama sanak keluarganya, termasuk Eyang Fatimah, dan Embah Lembang berada di salah satu bukit kecil di kala Gunung Haruman. Setiap bulan Mulud (Rabiul Awal) dan Rajab, makam Embah Wali Syekh Ja’far Shadiq  – yang bergelar Sunan Haruman – banyak dikunjungi peziarah dari mana-mana. Makam ini menjadi salah satu objek wisata ziarah terkemuka di Kab. Garut, selain Godog di Kec. Karang-pawitan.

Ziarah ke makam yang dilakukan orang Indonesia sebenarnya merupakan tradisi Hindu. Dalam agama Hindu tradisi pemujaan roh leluhur dan roh-roh orang suci merupakan suatu ajaran. Ini bisa dibuktikan dengan adanya peninggalan candi, candi pada awalnya merupakan tempat persemayaman abu jenazah raja atau orang suci yang dihormati umat Hindu. Dalam perkembangannya, tradisi Islam Jawa yang sangat dipengaruhi tradisi Hindu kemudian mengadopsi tradisi ziarah tersebut untuk menghormati orang-orang yang dipandang suci dan berkuasa.

Fungsi ziarah kubur dalam Islam untuk mengingatkan orang bahwa kehidupan itu ada akhirnya dan semua orang akan mati,[v] tapi dalam tradisi ziarah kubur orang jawa, fungsinya lebih kepada meminta “sesuatu” kepada roh suci yang ada pada makam tersebut. Kecendrungan tersebut masih ada walau sudah gencar para Kyai-jika peziarah dapat kesembuhan atau mendapat karomah sang Kyai-hal itu karena semata-mata karena Allah. Roh Kyai atau siapa pun tak dapat menyembuhkan.[vi] Jamhari Ma’ruf memberikan ilustrasi tentang peziarah yang datang ke makam, orang soleh yang diziarahi adalah orang yang senantiasa dikarunia berkah oleh Tuhan, bila diibaratan orang soleh itu gelas dan berkah itu adalah air, maka gelas itu selalu dialiri air sampai luber, nah peziarah itu adalah orang pencari luberan air itu.[vii]

Makam Embah Wali Syaikh Ja’far Shadiq di makam Haruman adalah makam yang banyak dikunjungi oleh peziarah, menurut informan makam ini menjadi tujuan berziarah para ahli hikmah.  Tradisi orang Indonesi untuk ziarah ke makam-makam para leluhur, wali, orang suci, dan tempat-tempat keramat sampai sekarang masih eksis. Walaupun tradisi tersebut merupakan warisan Hinduisme, tapi oleh masyarakat Indonesia tradisi tersebut telah diislamisasikan. Proses Islamisasi itu misalnya, dengan membaca surat al-Ikhlas, Salawat Nabi, membaca al-Qur’an di depan makam. Suasana ziarah seperti itu, jelas sangat romantis dan mengingatkan orang pada kehidupan manusia yang akan menghadapi kematian.

 

Also Read

Bagikan: