Menikmati Keindahan dan Manfaat Agrowisata Belimbing untuk Kesehatan

Gundana

Menikmati Belimbing Ngringinrejo dengan Sambal Rujak

Oleh Moch Rizha Setyawan

Kalitidu – Ini tentang cara orang menikmati makanan, sehingga menjadi penting. Yakni sambal rujak untuk menikmati buah belimbing. Di kebun belimbing Desa Ngringinrejo Kecamatan Trucuk, para pedagang belimbing mengikutsertakan menu pendamping untuk menyantap belimbing ini. Belimbingpun jadi tambah sedap.

Salah satu penjual, Ninik (37), yang selain menjual belimbing, juga menjual sambal ini. Sambal ini dikemas dalam gelas plastik kecil bening ukuran sedang, 180 ml. Dia, Ninik, mengatakan sambal ini cocok untuk menambah nikmat citarasa buah belimbing. Rasanya, kata Ninik, pedas bercampur manis, selayaknya rujak, namun lebih padat.

“Sambal ini sebagai pelengkap saja Mas sebenarnya, supaya orang menikmati buah belimbing itu ada sensasi beda,” katanya kepada BeritaBojonegoro (BBC) saat ditemui di lapaknya siang hari ini, Minggu (03/01) di bawah pohon belimbing.

Sambal rujak ini, kata Ninik, terbuat dari bahan-bahan seperti kacang, gula merah, cabe, asam, garam, terasi dan penyedap dari buah nanas. ”Rasanya pedas bercampur manis. Tingkat pedasnya beda-beda, tergantung selera,” katanya.

Ninik mengaku tidak membuat sambal rujak itu sendiri, melainkan dapat kiriman dari pembuatnya. (riz/moha)

8. Rowo Mijen

Satu lagi tempat wisata air di Demak adalah Rowo Mijen Demak di Gempolsongo, Mijen. Tempat wisata berupa rawa-rawa dan taman wisata air ini termasuk baru lho, dan masih terus dikembangkan supaya lebih bagus lagi fasilitas dan wahana yang ada. Di sini, kamu bisa menikmati keindahan rawa, main bebek-bebekan, naik perahu atau ATV. Juga ada kolam renang dan arena bermain anak. Tak heran, banyak keluarga menghabiskan akhir pekan mereka di Rowo Mijen ini. Dijamin! Anak-anak pasti betah di sini.

9. Agrowisata Buah Belimbing dan Jambu Merah Delima

Buah belimbing dan jambu merah delima adalah buah khas Demak dengan cita rasa yang khas. Beda dengan belimbing dan jambu yang dibudidayakan di daerah lain. Penasaran apa bedanya? Datang saja ke Agrowisata Buah di daerah Mijen, Pasir, Kec. Demak. Kamu akan disambut oleh suasana khas alam pedesaan yang syahdu. Cobain juga aktivitas panen buah belimbing dan buah jambu merah delima langsung dari pohonnya. Setelah itu, nikmati sajian khas Demak sambil menyeruput jus jambu dan jus belimbing. Yum!

Oh ya, ada paket wisata yang bisa kamu ikuti di sini, satu tim berisi 30 orang. Cocok untuk seru-seruan bareng keluarga besar atau teman-teman sekelas. Untuk mengikuti paket wisata, biayanya sekitar 50 ribu per orang.

BACA JUGA:   Agrowisata bhumi merapi santorini

10. Sentra Kerajinan Batik, Kaligrafi, dan Rebana

Demak memang bukan daerah penghasil batik yang terkenal, tapi batik Demak punya motif khasnya sendiri. Inspirasinya dari hal-hal yang Demak banget. Seperti motif belimbing dan jambu merah delima serta garis pantai yang bernama Sekar Jagad Demak Bintoro. Atau, ornamen masjid agung Demak seperti Pintu Bledeg-nya yang khas. Kamu bisa belajar tentang batik khas Demak dengan mengunjungi sentra kerajinan batik di Jalan Sultan Hadiwijaya no. 21, Nogorame, Mangunjiwan, Kec. Demak.

Selain batik, di Kota Wali ada juga sentra kerajinan kaligrafi dan rebana. Cocok untuk oleh-oleh wisata religi kamu di Demak. Ada banyak kios yang menjual kaligrafi di sekitar area Masjid Agung Demak. Tapi, kalau mau ke pengrajin-nya langsung, kamu bisa mampir ke Desa Rejosari RT 2/RW 4, Kec. Mijen.

Nah, guys. Itu tadi 10 rekomendasi tempat wisata di Demak untuk aneka jenis wisata. Jangan lupa sempatkan waktu untuk mencicipi kuliner lokalnya juga ya.

Wakil Bupati Pringsewu Fauzi bersama Faturahman pemilik kebun Jambu Kristal Tanjungrusia. Foto. Tyo/inilampung.com.

INILAMPUNG.COM – Rasanya yang manis dan renyah, membuat jambu kristal makin papular dan banyak digemari   masyarakat. Hampir setiap penjual buah-buahan selalu menyediakan buah berkulit hijau itu.

Namun, jika ingin menikmati jambu kristal yang masih segar yang langsung dipetik dari pohon, silakan datang ke Pekon Tanjungrusia, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.

Pembeli bisa memetik sendiri dan memilih buah jambu kristal sesuai selera. Pilih yang masak atau bisa disimpan satu dua hari lagi. Begitu pun ukurannya. Per kilogram mulai dari dua buah hingga lima buah. Meski berukuran besar, jambu krital tidak berbiji.

Datang ke kebun yang terletak di kawasan perbukitan, tidak sekadar bisa memperoleh buah segar dengan harga saat ini sekitar Rp6 ribu per kilogram. Tetapi juga bisa menikmati keindahan alam agrowisata Jambu Kristal Tanjungrusia.

Kebun seluas sekitar satu hektare dengan 600 pohon jambu kristal itu, berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Pringsewu atau sekitar 40 km dari Bandarlampung.

“Pada bulan Mei buahnya sedang lebat. Yang ingin membeli, silakan menghubungi kami,” ujar pemilik kebun, Faturahman (50), seraya menyebutkan nonor telpon 087874551047.

Faturohman, mengungkapkan dalam satu hektare dengan 600 batang pohon, pertahun bisa dua hingga tiga kali panen dengan hasil 30 ton.  Setiap batang bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah atau 50 Kg. “Alhamdulillah bisa mendapat keuntungan bersih pertahun sekitar Rp100 juta,” ungkapnya

Namun, dia megaku, sejak wabah Covid-19, penghasilan menurun drastis karena pembeli berkurang, terutama grosir. Padahal harga sudah diturunkan Rp6 ribu/Kg. Sebelumnya dijual seharga Rp8 hingga 10 ribu/Kg.

BACA JUGA:   Menikmati Wisata Petik Apel Kusuma Agrowisata di Musim Panen

Faturahman mengharapkan bantuan dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pringsewu, terutama pemasaran yang saat ini sedang lesu, serta akses jalan menuju lokasi yang masih berbentuk tanah.

Selain menjual jambu kristal, dia juga menjual bibit tanaman jambu kristal hasil okulasi seharga Rp15 ribu/batang dengan ketinggian pohon 50-80 cm. “Bibit pohon Jambu ini dijamin usia 10 bulan sudah berbuah,” imbuhnya.

Wakil Bupati Pringsewu Fauzi mengatakan kebun jambu kristal tersebut memperkaya agrowisata di Pringsewu. Sebelumnya, ada agrowisata buah naga BW di Pekon Podosari, Pekon Bandungbaru Barat, dan Adiluwih.

“Mari bantu promosikan agrowisata itu lewat medsos,” katanya usai berkunjung ke kebun jambu tersebut, didampingi Camat Pardasuka Titik Puji Lestari, Kapolsek Pardasuka AKP Martono dan Kapekon Tanjungrusia Wildan Firdaus.

Dia menilai, harga Rp6 ribu/Kg cukup murah. Sebab di Bandarlampung mencapai Rp15 ribu/Kg dan di pasaran lapak di Pringsewu Rp12 ribu/Kg. “Yang menarik bukan masalah harganya murah, tapi mendapat kepuasan dapat memetik sendiri,” ujarnya.

Wabup Fauzi  mengatakan kunjungannya ke kebun jambu kristal tersebut untuk melihat berbagai potensi yang ada di Tanjungrusia. “Ternyata benar ada potensi jambu kristal yang buahnya sangat berlimpah. Juga tidak jauh dari situ ada potensi wisata embung dan kolam renang yang dikelola Bumdes setempat, ” ujarnya.

Namun saat ini pemilik jambu kesulitan menjual hasil usahanya. Sehingga banyak buah jambu kristal yang dibiarkan jatuh dan membusuk di tanah.

Kepada Fauzi, pemilik kebun mengatakan pembeli jambu turun drastis sejak pandemi Covid-19. Terutama pembeli grosir yang datang dari luar daerah seperti Jakarta dan Bandung juga Bandarlampung.

Mengandalkan pembeli lokal dari sekitar Pringsewu, jumlahya tak seberapa. Apalagi saat ini buahnya lebat sekali. Akibatnya, pemilik memilih membiarkan buah jambu jatuh dan membusuk di tanah.

Melihat kondisi itu, Wabup Fauzi mengajak semua pihak membantu memasarkan. Buah lokal ini dijamin tidak mengandung pengawet yang dapat membahayakan kesehatan. Bahkan bisa disebut jambu kristal Tanjungrusia ini buah organik. (tyo/inilampung.com).

– Rasanya yang manis dan renyah, membuat jambu kristal makin papular dan banyak digemari masyarakat. Hampir setiap penjual buah-buahan selalu menyediakan buah berkulit hijau itu.Namun, jika ingin menikmati jambu kristal yang masih segar yang langsung dipetik dari pohon, silakan datang ke Pekon Tanjungrusia, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.Pembeli bisa memetik sendiri dan memilih buah jambu kristal sesuai selera. Pilih yang masak atau bisa disimpan satu dua hari lagi. Begitu pun ukurannya. Per kilogram mulai dari dua buah hingga lima buah. Meski berukuran besar, jambu krital tidak berbiji.Datang ke kebun yang terletak di kawasan perbukitan, tidak sekadar bisa memperoleh buah segar dengan harga saat ini sekitar Rp6 ribu per kilogram. Tetapi juga bisa menikmati keindahan alam agrowisata Jambu Kristal Tanjungrusia.Kebun seluas sekitar satu hektare dengan 600 pohon jambu kristal itu, berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Pringsewu atau sekitar 40 km dari Bandarlampung.”Pada bulan Mei buahnya sedang lebat. Yang ingin membeli, silakan menghubungi kami,” ujar pemilik kebun, Faturahman (50), seraya menyebutkan nonor telpon 087874551047.Faturohman, mengungkapkan dalam satu hektare dengan 600 batang pohon, pertahun bisa dua hingga tiga kali panen dengan hasil 30 ton. Setiap batang bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah atau 50 Kg. “Alhamdulillah bisa mendapat keuntungan bersih pertahun sekitar Rp100 juta,” ungkapnyaNamun, dia megaku, sejak wabah Covid-19, penghasilan menurun drastis karena pembeli berkurang, terutama grosir. Padahal harga sudah diturunkan Rp6 ribu/Kg. Sebelumnya dijual seharga Rp8 hingga 10 ribu/Kg.Faturahman mengharapkan bantuan dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pringsewu, terutama pemasaran yang saat ini sedang lesu, serta akses jalan menuju lokasi yang masih berbentuk tanah.Selain menjual jambu kristal, dia juga menjual bibit tanaman jambu kristal hasil okulasi seharga Rp15 ribu/batang dengan ketinggian pohon 50-80 cm. “Bibit pohon Jambu ini dijamin usia 10 bulan sudah berbuah,” imbuhnya.Wakil Bupati Pringsewu Fauzi mengatakan kebun jambu kristal tersebut memperkaya agrowisata di Pringsewu. Sebelumnya, ada agrowisata buah naga BW di Pekon Podosari, Pekon Bandungbaru Barat, dan Adiluwih.”Mari bantu promosikan agrowisata itu lewat medsos,” katanya usai berkunjung ke kebun jambu tersebut, didampingi Camat Pardasuka Titik Puji Lestari, Kapolsek Pardasuka AKP Martono dan Kapekon Tanjungrusia Wildan Firdaus.Dia menilai, harga Rp6 ribu/Kg cukup murah. Sebab di Bandarlampung mencapai Rp15 ribu/Kg dan di pasaran lapak di Pringsewu Rp12 ribu/Kg. “Yang menarik bukan masalah harganya murah, tapi mendapat kepuasan dapat memetik sendiri,” ujarnya.Wabup Fauzi mengatakan kunjungannya ke kebun jambu kristal tersebut untuk melihat berbagai potensi yang ada di Tanjungrusia. “Ternyata benar ada potensi jambu kristal yang buahnya sangat berlimpah. Juga tidak jauh dari situ ada potensi wisata embung dan kolam renang yang dikelola Bumdes setempat, ” ujarnya.Namun saat ini pemilik jambu kesulitan menjual hasil usahanya. Sehingga banyak buah jambu kristal yang dibiarkan jatuh dan membusuk di tanah.Kepada Fauzi, pemilik kebun mengatakan pembeli jambu turun drastis sejak pandemi Covid-19. Terutama pembeli grosir yang datang dari luar daerah seperti Jakarta dan Bandung juga Bandarlampung.Mengandalkan pembeli lokal dari sekitar Pringsewu, jumlahya tak seberapa. Apalagi saat ini buahnya lebat sekali. Akibatnya, pemilik memilih membiarkan buah jambu jatuh dan membusuk di tanah.Melihat kondisi itu, Wabup Fauzi mengajak semua pihak membantu memasarkan. Buah lokal ini dijamin tidak mengandung pengawet yang dapat membahayakan kesehatan. Bahkan bisa disebut jambu kristal Tanjungrusia ini buah organik. (tyo/inilampung.com).

Also Read

Bagikan: