Tips Mendaki Gunung: Atasi Tantangan Mendaki Dengan Tips Mendaki Gunung Ini

Gundana

Pasuruan

Mendaki gunung merupakan salah satu aktivitas outdoor yang banyak digemari. Terlebih di musim pendakian, saat cuaca terbilang bersahabat.

Salah satu gunung di Jatim yang kerap menjadi tujuan para pendaki yakni Gunung Arjuno. Secara administratif, gunung ini berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan.

Gunung Arjuno berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Pendakian Arjuno disebut-sebut cukup menantang, meski soal tantangan itu sifatnya relatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Maka dari itu, detikers harus menggali sebanyak-banyaknya informasi sebelum mendaki. Agar bisa mengatasi semua tantangan yang tersaji di alam. Agar pendakiannya menyisakan cerita yang seru dan tak terlupakan.

Berikut sederet tantangan mendaki Gunung Arjuno:

Sebarkan berita baik ini

(Dimuat di majalah Ide Bisnis Agustus 2014)

Pernah berpikir untuk mendaki Semeru (gunung tertinggi di pulau Jawa) sampai ke puncaknya? Beberapa tahun lalu penulis menonton sebuah film yang menceritakan sekelompok anak muda yang mendaki gunung itu. Ada 6 orang pemeran yaitu 2 wanita dan 4 pria, salah satunya ada yang bertubuh cukup gemuk.

Dalam perjalanan pendakian tersebut, terlihat pemandangan indah danau Ranukumbolo dan padang bunga. Singkat cerita, setelah melewati beberapa rintangan, akhirnya mereka sampai juga di puncak Mahameru yang sudah mereka cita-citakan.

Melihat kejadian yang “tampak” mudah di film tersebut, penulis lantas mengajak teman-teman pengusaha untuk mengikuti aksi di film tersebut. Pikiran sederhana penulis, orang gemuk dan wanita saja bisa, masa penulis nggak mampu?

Salah satu respon teman penulis yang sudah terbiasa naik gunung tersebut mengatakan, lebih baik kita coba mendaki gunung Lawu di Solo terlebih dahulu. Setelah itu baru mencoba gunung Semeru.

Kami pun mencoba mendaki gunung Lawu, dan itulah pengalaman pertama penulis mendaki gunung sampai ke puncak. Setelah mencoba merasakan tantangan mendaki gunung Lawu, beberapa bulan kemudian, kami mencoba mendaki gunung Semeru.

Ternyata pengalaman yang sebenarnya terjadi, tidaklah semudah di film. Tantangan demi tantangan penulis lewati, dan dengan bimbingan rekan penulis yang sudah beberapa kali mencapai puncak, akhirnya penulis pun bisa mencapainya.

Baru setelah itu, penulis mendengar kisah-kisah dibalik syuting film tersebut. Ternyata tidak mudah bagi para pemerannya untuk mencapai puncak. Konon, ada yang sampai ditarik oleh porter-porter, agar para aktor dan aktris film tersebut, sampai pada titik tertiggi.

Bagaimanapun caranya !

Pelajaran berharga dari pengalaman mendaki gunung tersebut, meskipun pada awalnya mencapai puncak adalah sebuah perjalanan panjang dan jauh, tetapi apabila kita dibimbing oleh seseorang yang sudah melewati jejak jejak tersebut, akan terasa lebih mudah dan lebih percaya diri menghadapi rintangan-rintangan yang ada.

Atasi Tantangan

Dalam dunia bisnispun demikian. Jika kita punya goal tinggi, pada awalnya bisa saja tidak percaya diri untuk mencapai visi atau goal tersebut. Tapi apabila kita memiliki seorang mentor, yang pernah melalui rute-rute mencapai puncak tersebut, tantangan demi tantangan akan terasa lebih mudah.

Siapakah mentor itu? Syarat utama seorang mentor adalah sudah mencapai posisi yang kita inginkan dan mereka mau berbagi pengalamannya. Berbeda dengan seorang coach. Seorang coach atau pelatih sepak bola misalnya, tidak harus lebih pintar dari pemain bola yang dilatihnya.

Seorang mentor, bisa berbagi pengalamannya, melalui beberapa media. Anda bisa menggali ilmu dengan membaca bukunya, mendengarkan audio book, atau dengan menonton video trainingnya.

Ketiga cara tersebut relatif lebih murah, dan bisa dengan mudah diulang-ulang. Cara lain yang lebih efektif, mengikuti seminar life-nya. Kelebihan mengikuti seminar, bisa langsung bertatap muka, dan bertanya apabila memungkinkan. Kekurangan mengikuti seminar,  materi yang diberikan, biasanya sangat umum, dan Anda dituntut untuk bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam rencana kerja yang sesuai dengan bisnis.

Selain itu, setelah kita menerapkan apa yang sudah dipelajari, belum tentu seindah yang dibayangkan saat mengikuti seminar. Apalagi setelah seminar, tidak memungkinkan untuk bertanya secara intensif, kepada mentor yang memberikan materi tersebut.

Paling Efektif

Lalu cara mentoring apa yang paling jitu? Jawabannya, adalah mentoring langsung one on one. Jadi kita sebagai leader, atau bersama tim, langsung belajar kepada seorang expert yang sudah mencapai goal (yang kita inginkan).

Saat mentoring kita bisa menceritakan goal, strategi dan rencana kerja yang akan kita terapkan untuk mencapai goal tersebut. Seorang mentor akan menguji goal, strategi dan rencana yang sudah kita tetapkan, lalu di bandingkan dengan pengalaman dia dalam menghadapi tantangan serupa.

Dengan cara yang sangat praktis ini, kita bisa memperoleh umpan balik dengan cepat. Sehingga tidak perlu terlalu sering mengalami kegagalan. Kelebihan lain program mentoring ini, setiap eksekusi untuk mencapai hasil, akan lebih memperhatikan hal-hal detail. Karena sukses itu, menyangkut bagaimana hal-hal detail bisa dikuasai. Marketing kepada market baru.  Dalam eksekusinya, sangat detil menyangkut bagaimana cara mencari target market dengan pas, membuat brosur yang cocok, memilih desain, foto, komposisi warna, font,  kalimat yang bisa memukau, pemilihan model, jenis kertas, cara menyebarkan, mencari orang yang tepat untuk mengeksekusi, dan banyak hal detil lagi yang sangat menentukan keberhasilan strategi tersebut.

Hal-hal detil tersebut sangat jarang dibahas di buku-buku bisnis, atau seminar sekalipun. Sementara keberhasilan eksekusi, menyangkut hal hal yang sangat detil. Oleh karena itu, sangat penting memiliki seorang mentor, dalam menjalankan bisnis agar cepat sampai puncak yang sudah kita tetapkan.

Jadi seperti cerita mendaki gunung tadi. Anda tidak perlu mencari jalur baru mencapai puncak. Karena bisa jadi, pada saat mencari jalur baru, bisa ketemu jurang atau binatang buas. Cukup manfaatkan jejak para pendaki yang sudah menempuh gunung itu. Yakinlah, apabila mengikuti jalur yang sudah pernah ditempuh, akan lebih mudah mencapai puncak.

 

Teguh Wibawanto
Direktur Kerjasama Eksternal TDA

Sebarkan berita baik ini

Bandung

Beberapa jalur pendakian gunung di Indonesia sudah mulai dibuka. Berikut 6 tips aman yang bisa traveler coba saat mendaki gunung di masa pandemi.

Berkenaan dengan relaksasi pandemi COVID-19, kembali beraktivitas di alam bebas seperti mendaki gunung, setelah lama berdiam di rumah, tentu membutuhkan persiapan yang matang.

Untuk itu, Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Unpad, Prof. Ildrem Syafri berbagi tips bagi pelancong yang ingin berkemah atau mendaki gunung. Berikut dirangkum detikcom, Jumat (6/11/2020):

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Tubuh dalam Kondisi Sehat

Ada baiknya untuk membiasakan diri berolahraga, berjalan kaki atau joging sebelum naik gunung. Ukur berapa putaran atau jarak yang mampu ditempuh untuk simulasi kemampuan mendaki.

Guru besar sekaligus anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri 1981 ini menuturkan, apabila tubuh memiliki penyakit bawaan, biasakan untuk selalu membawa obat-obatan pribadi sekaligus kit prokes selama masa pandemi.

2. Siapkan Mental

Mental yang kuat juga dibutuhkan agar pendaki bisa menghadapi berbagai tantangan selama pendakian seperti kejadian yang tidak diinginkan misal terpisah dari rombongan atau tersesat.

“Masalahnya kalau mental tidak kuat, ia akan putus asa. Ini yang banyak menyebabkan, banyak pendaki hilang karena putus asa. Mental kuat diperlukan untuk hidup di alam bebas,” ujar Prof Ildrem.

3. Siapkan Logistik (Perlengkapan Kebutuhan)

Ildrem mengatakan, setiap pendaki harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri dan tidak bergantung pada kelompok. Bekal seperti air minum harus cukup untuk mengatasi dehidrasi, lebih baik lagi kalau pegunungan yang didaki memiliki mata air.

Makanan yang dibawa mendaki gunung juga usahakan merupakan makanan praktis dengan kalori tinggi. Siapkan pula gula merah, permen manis, atau cokelat. Kadar gula yang dimilikinya bisa membantu pendaki untuk mendapatkan energi.

“Kalau mau betul menyiapkan dengan baik, belilah semacam biskuit survival. Sangat praktis, kecil, tapi kalorinya tinggi, sehingga kalau ada apa-apa, bisa tahan berhari-hari,” jelasnya.

Logistik lainnya yang wajib dibawa seperti baju ganti, alat pembuat api, jas hujan, kantong tidur, tenda, hingga alat makan dan minum sendiri. Peralatan tersebut disesuaikan dengan berapa lama waktu yang diperlukan saat mendaki gunung.

Selanjutnya ——-> Cari Tahu Kondisi Medan

Saat periode intensitas guyuran hujan lagi tinggi, menapaki jalur pendakian Gunung Gede Pangrango memang menyajikan tantangan yang sangat berbeda, Superfriends. Tapi kalau lo mau tetap berangkat, ada sejumlah cara aman mendaki Gunung Gede Pangrango saat musim hujan nih, Superfriends. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Bagi para pendaki gunung, cuaca hujan bisa dibilang bukan menjadi hambatan buat tetap melanjutkan niat pendakian. Tapi hati-hati, karena saat musim hujan datan jalur pendakian yang biasanya didominasi tanah seringkali jadi lebih licin, Superfriends.

Selain itu, kondisi udara yang dingin juga menjadi tantangan tersendiri, apalagi kalau sudah dekat puncak gunung. Belum lagi munculnya kabut yang membuat jarak pandang jadi sangat terbatas.

Kalau memang ingin melakukan pendakian pada periode tersebut, Gunung Gede Pangrango bisa menjadi salah satu gunung yang cukup aman buat dipilih nih, Superfriends. Selain siapkan mental dan fisik, sebaiknya pahami sejumlah cara aman mendaki Gunung Gede Pangrango saat musim hujan berikut ini!

Sebaiknya Jangan Mendaki Tektok

Image source: instagram.com/xxivmhm

Cara aman mendaki Gunung Gede Pangrango saat musim hujan yang pertama yaitu sebaiknya jangan mendaki tektok, Superfriends. Mendaki tektok atau tanpa menginap tentu bisa saja dilakukan di gunung ini.

Meskipun begitu, saat musim hujan tantangannya tentu sangat jauh berbeda, Superfriends. Karena saat mendaki di tengah guyuran hujan, stamina lo pasti bakal lebih cepat habis. Maka dari itu, sebaiknya siapkan sejumlah peralatan bermalam buat memulihkan stamina yang telah habis terkuras.

Selain buat memulihkan tenaga, lo juga punya banyak waktu untuk menikmati keindahan Gunung Gede Pangrango tanpa harus terburu-buru turun, Superfriends. Pada hari pertama, lo bisa bermalam dan camping di Alun-alun Suryakencana kalau datang via jalur Gunung Putri.

Sedangkan kalau memulai pendakian via jalur Cibodas, lo bisa bermalam di Kandang Badak sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju puncak Gede atau Pangrango, Superfriends!

Hindari Jalur Selabintana

Ada beberapa jalur yang bisa dipilih untuk mendaki Gunung Gede Pangrango. Namun, jika mendaki di musim hujan, jalur Selabintana menjadi jalur yang kurang direkomendasikan. Selama musim hujan, tanah akan menjadi lebih basah, dan gerombolan pacet juga akan lebih banyak ditemui jika lewat jalur ini.

Sebagai alternatif, bisa melakukan pendakian dari jalur Gunung Putri yang akan berujung di Alun-alun Suryakencana yang berada di Gunung Gede. Selain itu, jalur pendakian lewat Gunung Putri juga cenderung lebih ringkas dan singkat karena jarak tempuhnya hanya 6-7 jam dari lokasi basecamp.

Pilih Camp Area yang Relatif Terlindung dari Terpaan Angin

Terpaan angin gunung tentu bisa jadi ancaman bahaya bagi para pendaki saat istirahat di dalam tenda. Selain kencangnya yang bisa merusak tenda, risiko hipotermia juga bisa jadi ancaman serius buat para pendaki karena dinginnya angin yang berhembus, Superfriends. 

Oleh karena itu, penting untuk memilih lokasi mendirikan tenda yang terlindung dari terpaan angin. Kalau lewat jalur Gunung Putri, saat sampai di alun-alun Surya Kencana Barat lo akan menemukan sebuah ceruk yang letaknya nggak jauh dari sumber mata air.

Umumnya, ceruk ini bakal jadi favorit para pendaki yang akan mendirikan tenda, Superfriends. Kalau nggak dapet di sini, lo bisa langsung bergeser ke arah utara atau arah puncak.

Lo bisa mencari tempat membuka tenda yang cukup dekat dengan pepohonan. Tempat seperti ini bisa membantu melindungi tenda dari terpaan angin kencang dan hujan deras, Superfriends!

Itulah sejumlah cara aman mendaki Gunung Gede Pangrango saat musim hujan. Menurut lo, ada tips yang kelewat dalam daftar di atas nggak, Superfriends. Kalau ada, sila tambahkan di kolom komentar, ya!

BACA JUGA:   Tempat main anak wonosari

Also Read

Bagikan: