Villa biru gunung karang pandeglang

Gundana

Berkemah adalah aktivitas yang menyenangkan dan memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Tak hanya itu, berkemah juga membantu mempererat hubungan dengan teman atau keluarga. Di Banten, terdapat tempat berkemah yang menarik dan menyenangkan, bernama Saung Biru atau yang lebih dikenal sebagai Vila Biru.

Saung Biru memiliki nama yang unik karena bangunan saung atau gubuk yang ada di sana didominasi warna biru. Tempat ini berlokasi di Kampung Cigentur, Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Banten, tepat di puncak Gunung Karang.

Lokasi berkemah di Saung Biru sangat nyaman karena memiliki dataran yang rata. Siapa saja dapat menikmati aktivitas berkemah di sini, baik remaja maupun dewasa. Jadi, bagi Anda yang mencari tempat untuk berkemah, Saung Biru bisa menjadi pilihan yang tepat.

Pandeglang

Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Pandeglang, Banten, berencana membangun landmark senilai Rp 3,8 miliar di Kampung Baru, Desa Kadu Engang, Kecamatan Cadasari yang terletak di lahan Perhutani di lereng Gunung Karang. Rencana pembangunan mercu atau ikon Kota Pandeglang itu diprotes ulama Banten.

Seperti diketahui, peletakan batu pertama proyek pembangunan landmark Pandeglang itu sudah dilakukan pada 14 Oktober 2019 silam yang dihadiri Bupati Pandeglang Irna Nurlita. Proyek itu akan memangkas lahan milik Perhutani di lereng Gunung Karang seluas 3.000 meter persegi. Landmark itu akan dibangun dengan panjang 150 meter, lebar 20 meter dan tinggi 20 meter.

Pemda Pandeglang berharap dengan pembangunan ini akan menjadi wisata kuliner, tempat singgah dan rekreasi. Namun di sisi lain, lahan itu sudah lama dimanfaatkan warga sekitar untuk bercocok tanam sebagai mata pencaharian.

Rencana pembangunan ini pun sempat mendapat protes, karena wilayah hutan Gunung Karang dianggap sakral oleh masyarakat Pandeglang. Kini, sejumlah ulama di Banten pun menyuarakan penolakan serupa. Mereka meminta agar Bupati Pandeglang Irna Nurlita untuk segera menyetop rencana itu, karena dianggap akan merusak lingkungan dan munculnya praktik maksiat di tempat itu.

BACA JUGA:   Gunung mas tea bridge kabupaten bogor jawa barat

“Assalamualaikum… Yang terhormat Bupati Pandeglang, punten (maaf), peringatan kangge (buat) pemerintah Pandeglang, khususnya Perhutani. Mohon distop Landmark Pandeglang dan Villa Biru sebelum azab Allah SWT turun ke Pandeglang,” kata KH Muhamamd Murtdho Dimyati pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten dalam pesan singkatnya yang diterima detikcom, Jumat, 5 Juni 2020.

Menurut ulama kharismatik Banten ini, seharusnya Pemda Pandeglang mau belajar dari kasus Pemda Lebak yang juga berencana membangun hal serupa bagi kotanya itu. Hingga kini rencana pembangunan di Lebak tinggal kenangan saja. “Tak akan mampu membangun selama lima hingga 10 tahun,” kata Abuya Murtadho yang juga putra kedua almarhum KH Muhammad Dimyati (Abuya Dimyati Cidahu) itu.

Jika Pemkab Pandeglang ingin meningkatan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), lanjut Abuya Murtadho, seharusnya mengembangkan agro bisnis di lahan itu yang akan lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat. “Tingkatkan APBD Pandeglang dengan Agro Bisnis sesuai dengan lahan yang pasti barokah. Jangan menambah APBD dari sarang maksiat. Ingat, pertanggungjawaban Ibu Irna dan SKPD Pandeglang nanti di Mahkamah Tertinggi, Robbul Jalil nantinya,” pintanya.

Gunung Karang setinggi 1.778 meter di atas permukaan laut ini merupakan gunung tertinggi di Banten. Di puncak gunung terdapat Sumur Tujuh juga makam kramat yang menjadi lokasi wisata ziarah yang favorit di Banten. Tak hanya itu, di lereng gunung ini pun banyak terdapat situs peninggalan prasejarah di Kampung Pasir Peutey.

https://www.youtube.com/watch?v=5q1JkPklMCU

Sumber: BANTENRAYA.COM

(zal/tor)

PANDEGLANG, BANPOS – Banyaknya destinasi wisata alam di Kabupaten Pandeglang, khususnya yang berada di Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, jadi pilihan para pengusaha khususnya pengelola café untuk membuka usahanya di lereng Gunung Karang.

BACA JUGA:   Wisata Alam Terdekat di Wonogiri

Salah satunya pengelola Café D’Ald Coffee, Aldian Ramadhan yang telah membuka kedai kopinya pada awal tahun 2022 lalu. Berkeinginan untuk menyajikan kopi untuk para wisatawan yang berkunjung.

“Suasana alam di Desa Kaduengang ini sangat indah, tentunya kedepan ini akan menjadi tujuan para wisatawan untuk menikmati keindahan alam di atas Gunung Karang. Berawal dari sana, terbersit lah untuk membuat kedai kopi dan akhirnya pada bulan Januari 2022 kita membuat D’Ald Coffee,” kata Aldian kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Menurut Aldian, selain menyuguhkan beberapa racikan kopi lokal maupun luar daerah, pihaknya juga menyajikan beberapa menu makanan untuk menambah kehangatan saat menikmati kopi disajikan.

 

“Saya kira jika pandemic Covid-19 sudah berakhir, saya yakin wisata alam puncak Gunung Karang ini jadi tujuan para wisatawan. Oleh karena itu, saat wisatawan menikmati keindahan alam, kita sediakan beberapa racikan kopi lokal maupun daerah lain untuk menemaninya dan kita sediakan beberapa menu makanan untuk teman ngopi,” ujarnya.

Meskipun berada pada ketinggian kurang lebih sekitar 1.778 meter diatas permukaan laut (MDPL), lanjut Aldian, waktu yang dibutuhkan untuk sampai di lokasi sekitar 15 menit dari pusat Kota Pandeglang.

“Dari Alun-alun Pandeglang sekitar 15 menit menuju lokasi. Kami pastikan, saat para wisatawan menikmati keindahan alam di atas Gunung Karang, kami sajikan kehangatan kopi aromatik dengan beberapa pilihan dengan ditemani makanan untuk menambah suasana santai,” ungkapnya.

(DHE/PBN)

Also Read

Bagikan: