Taman kelinci di jakarta

Gundana

KOMPAS.com – Setelah ditutup sementara selama pandemi, kini Taman Kelinci Bambu Apus dibuka kembali. Di sana, Pengunjung bisa melihat puluhan kelinci yang dibebaskan di taman.

Lokasinya ada di Jalan Bambu Apus Raya, Cipayung, Jakarta Timur.

Ada banyak jenis kelinci yang bisa ditemukan di sini. Mulai dari ras Flemish Giant asal Belgia, ras New Zealand White asal Amerika Serikat, kelinci ras satin asal Amerika, dan juga ras Rex asal Perancis.

Pengunjung bisa mengajak buah hati untuk berinteraksi dengan salah satu hewan ternak ini. Namun jika ingin memegang langsung kelinci sebaiknya datang di pagi hari sekitar pukul 08.00-09.00 WIB. 

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

 

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Dinas KPKP Prov. DKI Jakarta (@dkpkp.jakarta)

Melansir dari akun resmi @dkpkp.jakarta, berikut ini informasi terkait dengan Taman Kelinci Bambu Apus:

Aktivitas di Taman Kelinci Bambu Apus

  • Bermain dengan kelinci
  • Memberi makan kelinci
  • Menanam sayuran organik dengan pupuk organik cair dari urine kelinci
  • Berfoto dengan kelinci
  • Belajar membuat pupuk organik cair dari urine kelinci

Baca juga: 7 Tempat Wisata di Jakarta Timur

Jam Operasional

  • Senin-Minggu pukul 08.00-16.00 WIB

Harga Tiket Masuk

Gratis jika ingin bermain dengan kelinci saja. Namun jika ingin mendapatkan aktivitas lainnya seperti memberi makan kelinci, menanam sayuran organik dengan pupuk organik cair dari urine kelinci, berfoto dengan kelinci, belajar membuat pupuk organik cair dari urine kelinci dikenakan biaya Rp 5.000 per orang.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ada lebih dari 80 ekor kelinci ternak dari berbagai ras menghuni Taman Kelinci Bambu Apus, yang berlokasi di Kantor Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (pusyankeswanak) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Peternakan DKI Jakarta. Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Kelinci mungkin jadi salah satu hewan peliharaan favorit bagi anak-anak.

Memiliki tampilan yang lucu serta aksinya yang hobi melompat-lompat, membuat banyak orang merasa gemas hingga tertarik untuk memelihara kelinci di rumah.

Nah di kawasan Jakarta Timur, ada satu tempat wisata edukasi yang menawarkan pengalaman bermain bersama dengan berbagai jenis kelinci, namanya adalah Taman Kelinci Bambu Apus.

Sedikitnya ada lebih dari 80 ekor kelinci ternak dari berbagai ras menghuni Taman Kelinci Bambu Apus, yang berlokasi di Kantor Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (pusyankeswanak) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Peternakan DKI Jakarta, Cipayung, Jakarta Timur.

“Jadi Taman Kelinci ini adalah bagian dari Taman Ternak Bambu Apus. Awalnya, kita memelihara kelinci di sini. Tapi ternyata kelinci yang kita pelihara kelinci-kelinci pedaging, jadi kelinci lokal dan kelinci ras kita kawinkan,” kata Kasatlak UPP Bambu Apus, Auliasari rachmat, Jumat (22/10/2021).

Baca juga: Melihat Lebih Dekat Kelinci Laut, Hewan Mungil Bertubuh Lunak

Taman Kelinci Bambu Apus, secara resmi dibuka untuk umum pada 2020 lalu.

Taman ini merupakan bagian dari taman ternak yang dikelola oleh Pusyankeswanak Dinas KPKP DKI Jakarta.

BACA JUGA:   Terbaik 16 Foto Foto Kota Manado

Terdapat beberapa jenis ras kelinci, seperti diantaranya ras Flemish Giant asal Belgia, ras New Zealand White asal Amerika Serikat, kelinci ras satin asal Amerika, dan juga ras Rex asal Perancis.

Kalau ke sini, Tribuners bisa melihat dan berinteraksi secara langsung dengan kelinci-kelinci tersebut di area seluas kurang lebih 4000m².

Baca juga: Melihat Kandang Kelinci di Kantor Kelurahan Halim yang Jadi Sarana Edukasi Anak

Aulia menjelaskan, tersedianya taman kelinci Bambu Apus ini berawal dari ide untuk melatih kelinci-kelinci yang dikembangbiakan di Pusyankeswanak agar terbiasa berinteraksi dengan manusia sambil bermain di luar kandang.

Awal mulanya, bibit bibit kelinci ras ini diambil langsung dari kawasan Bogor.

Kala itu, kelinci-kelinci ras tersebut dikatakan belum cukup mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca Jakarta yang cukup panas.

Sehingga kemudian beberapa kelinci yang bertahan, dikembangbiakan dengan cara dikawinkan dengan kelinci jenis lokal sehingga mampu beradaptasi dengan cuaca panas di Jakarta.

access_time Jumat, 20 November 2020 14:23 WIB

remove_red_eye 5861

person Reporter : Aldi Geri Lumban Tobing

person Editor : Rio Sandiputra

Kawasan Lembang, Jawa Barat mungkin sudah terkenal dengan adanya objek wisata edukasi peternakan kelinci. Namun kini untuk warga Jakarta dan sekitarnya, tidak perlu lagi jauh-jauh untuk bisa menikmati wisata seperti itu.

Manfaat bermain dengan kelinci meningkatkan kecerdasan, kepedulian, dan sayang kepada hewan, sebagai hiburan,

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta telah membuka Taman Kelinci Bampu Apus, yang letaknya di Jalan Raya Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

Di tempat ini, pengunjung bisa melihat sekitar 188 kelinci dari berbagai jenis, seperti New Zealand White, Flemish Giant, Rex dan Satin.

196 Hewan Penular Rabies di Kebon Baru Divaksinasi

Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Ternak (Pusyankeswannak) Dinas KPKP DKI Jakarta, Renova Ida Siahaan mengatakan, pihaknya telah mengembangkan kelinci-kelinci tersebut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan serta suhu udara di Jakarta.

“Kelinci ini sudah hasil persilangan. Uniknya, kalau berbicara kelinci ingat Lembang dan bertahan di suhu dingin. Tapi ini sudah jadi kelinci Betawi yang bisa hidup beradaptasi dan bertahan, bahkan berkembang biak dengan suhu di Jakarta,” ujar Renova, Jumat (20/11).

Warga yang ingin berkunjung ke taman ini tidak dipungut biaya masuk, alias gratis. Hanya saja karena masa pandemi, pengunjung dibatasi dan diharuskan untuk mengikuti protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditentukan.

Seperti, untuk saat ini belum diperkenankan untuk membawa anak di bawah usia 9 tahun dan lansia di atas 60 tahun. Serta menggunakan masker dan menjaga jarak saat berada di area taman.

Warga yang ingin berkunjung ke Taman Kelinci Bambu Apus juga harus mendaftar melalui website pusyankeswanak.jakarta.go.id atau mendaftar melalui google form di https://bit.ly/3p7q6C4.

“Taman ini kita buat supaya kelinci juga ada exercise. Manfaat bermain dengan kelinci meningkatkan kecerdasan, kepedulian, dan sayang kepada hewan, sebagai hiburan, meningkatkan tanggung jawab dan memotivasi jiwa sosial serta berinteraksi bagi anak-anak,” tandasnya.

Jakarta, CNN Indonesia

Sekitar 188 kelinci dari berbagai ras menghuni taman seluas dua hektare di Kantor Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswanak) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Peternakan (KPKP) DKI Jakarta, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

Habitat baru mereka itu dibuka sebagai objek wisata edukasi Taman Kelinci Bambu Apus sejak dua tahun lalu.

BACA JUGA:   Wisata Bunga Bangun Sari: Keindahan Alam yang Menakjubkan

Kelinci identik dengan kawasan sejuk dan dingin, seperti di kawasan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Ciwidey Kabupaten Bandung, atau Malang Jawa Timur. Namun ternyata mereka bisa beradaptasi dengan suhu yang relatif panas di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kelinci biasanya hidup di suhu 15-23 derajat Celsius, tapi di Jakarta juga bisa hidup, bahkan bereproduksi. Artinya mereka sudah adaptasi dengan suhu di Jakarta yang relatif panas,” Renova Ida Siahaan, Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswanak) Dinas KPKP DKI Jakarta.

Gelarnya sebagai dokter hewan mendorong Renova menginisiasi pembuatan Taman Kelinci Bambu Apus yang dibuka sejak 2018. Awalnya ia membeli sebanyak 100 kelinci dari kawasan Bogor, Jawa Barat.

Jenisnya beragam, ada ‘flemish giant’ yang merupakan kelinci bertubuh besar, ‘rex’ dengan tampilan bulu cantik dan halus, ‘newzeland white’ yang identik dengan corak putih bersih, hingga ‘satin’ yang merupakan jenis kelinci hias dan pedaging.

“Kelinci ini semuanya berkategori pedaging, namun bisa menjadi kelinci kesayangan. Makanya badannya besar-besar, semua,” kata Renova seperti yang dikutip dari ANTARA pada Kamis (10/12).

Pengelola Taman Kelinci Bambu Apus menyebut kawanan kelinci yang mereka rawat dengan sebutan ‘Kelinci Betawi’ berkat kemampuan bertahan hidup pada suhu di timur Jakarta yang bisa mencapai 30 derajat Celsius sampai lebih.

Kemampuan bertahan kelinci pada cuaca yang relatif lebih gerah tidak lepas dari kepiawaian seorang peternak kelinci bernama Kobar (50).

Bagi Kobar, merawat kelinci tidak hanya cukup dengan keterampilan dan pengetahuan luas tentang hewan herbivora itu.

“Yang terpenting harus punya hati saat merawat kelinci,” katanya.

Petugas melakukan perawatan terhadap kelinci yang dipelihara di Taman Kelinci Bambu Apus, Jakarta, 27 November 2020. Taman yang terletak di Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Bambu Apus ini merawat 188 ekor kelinci yang dapat dijadikan sebagai alternatif wisata edukasi bagi para warga. CNN Indonesia/Bisma SeptalismaArea kandang. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Area kandang. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Terdapat tiga unit kandang kelinci di lokasi itu. Satu lokasi di bagian depan sebagai area pertunjukan dan dua kandang utama berada di bagian belakang kebun.

Setiap kandang didesain sederhana menggunakan kerangka kayu dan jaring agar sirkulasi udara bersifat terbuka.

Pengecekan suhu kandang dilakukan secara rutin untuk memastikan suhu ideal bagi kelinci rata-rata berkisar 20-30 derajat Celsius.

Sekitar kandang dikelilingi pepohonan hijau, salah satunya bambu, untuk menjaga udara tetap teduh.

“Kalau banyak pepohonan, mereka bisa terlindungi. yang terpenting harus bersih, tidak harus steril yang penting tidak kumuh,” katanya.

Kobar juga mendesain kandang dengan tinggi berkisar 1-2 meter dari atas tanah yang dilengkapi dengan talang pembuangan urine kelinci.

Talang tersebut dibuat menurun mengarah ke drum penampungan air urine. Kotoran tersebut dikelola menjadi pupuk organik cair yang berfungsi untuk menghijaukan taman.

Kobar bisa menghasilkan pupuk organik cair dari 50-100 gram urine kelinci per hari, urine tersebut digunakan untuk menghijaukan tumbuh-tumbuhan di taman, termasuk pakan utama kelinci yang bersumber dari rumput jenis odot.

Rumput tersebut menjadi salah satu pakan hijauan ternak berprotein tinggi, yang sangat berpengaruh dalam proses penggemukan ternak.

Sekilas rumput ini terlihat seperti rumput gajah, hal ini dikarenakan rumput odot masih satu kerabat dengan rumput gajah.

“Secara pembiayaan tidak terlalu mahal, karena pakannya semua swasembada. Rumput juga hasil kotoran dia. Urinenya kita jadikan pupuk NPK sebab kandungan nitrogennya tinggi, bagus buat daun. Rumput odot di sini subur karena urinenya kelinci itu,” katanya.

BACA JUGA:   Playground di cibubur junction

Petugas melakukan perawatan terhadap kelinci yang dipelihara di Taman Kelinci Bambu Apus, Jakarta, 27 November 2020. Taman yang terletak di Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Bambu Apus ini merawat 188 ekor kelinci yang dapat dijadikan sebagai alternatif wisata edukasi bagi para warga. CNN Indonesia/Bisma SeptalismaPerawatan kelinci. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Perawatan kelinci. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Dalam perjalanan merawat kelinci, kata Kobar, tidak seluruhnya berjalan mulus. Ada pula kelinci yang mati karena tidak sanggup bertahan dengan cuaca panas di Jakarta.

Justru asupan pakan berupa rumput, sayuran jenis wortel, daun kol dan kangkung, serta pelet sebagai vitamin mampu membuat mereka bertahan hidup.

Dalam waktu tiga hingga empat bulan, kelinci harus bisa memenuhi berat tubuh minimal 1,5 kilogram. Dalam sehari seekor kelinci sanggup menghabiskan 50-100 gram makanan.

“Kalau kelinci jenis pedaging memang harus segitu. Tapi kita jadikan dia untuk bermain aja bukan untuk dijual dagingnya,” kata Kobar.

Kobar juga menyampaikan sejumlah pantangan pakan bagi kelinci, di antaranya kangkung atau sawi putih, sebab bisa memicu asam lambung yang tinggi bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Selain itu vitamin yang diberikan pun berasal tanaman herbal seperti kunyit serta garam yang dicampur ke dalam botol minuman kelinci.

“Fungsinya untuk menambah kekebalan tubuh dan asupan cairan jangan sampai dehidrasi,” katanya.

Pengunjung berinteraksi dengan kelinci di Taman Kelinci Bambu Apus, Jakarta, 27 November 2020. Taman yang terletak di Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Bambu Apus ini merawat 188 ekor kelinci yang dapat dijadikan sebagai alternatif wisata edukasi bagi para warga. CNN Indonesia/Bisma SeptalismaInteraksi pengunjung dengan kelinci. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Interaksi pengunjung dengan kelinci. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Renova sama sekali tidak menyangka bila kelinci peliharaannya memiliki potensi yang signifikan untuk memperkenalkan Bambu Apus sebagai destinasi wisata edukasi kelinci kepada masyarakat umum.

Berawal dari rasa kasihan karena kelinci hidup di dalam kandang, Renova lalu melepas mereka di area taman.

“Saat saya olahraga, saya lihat kok mereka lucu-lucu bisa lompat-lompatan di taman. Sehingga saya sekarang rutin berolahraga bersama kelinci,” katanya.

Pengelola Taman Kelinci Bambu Apus mencatat tingkat reproduksi selama masa pandemi COVID-19 justru bergerak sangat cepat. Sekitar dua bulan sekali beberapa ekor kelinci beranak.

Dalam satu tahun, seekor kelinci mampu beranak empat sampai sepuluh kali.

“Kalau mau digenjot bisa empat sampai sepuluh kali beranak. Tapi kasihan induknya. Kita buat interval,” kata Renova.

Petugas melakukan perawatan terhadap kelinci yang dipelihara di Taman Kelinci Bambu Apus, Jakarta, 27 November 2020. Taman yang terletak di Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Bambu Apus ini merawat 188 ekor kelinci yang dapat dijadikan sebagai alternatif wisata edukasi bagi para warga. CNN Indonesia/Bisma SeptalismaBerfoto menjadi salah satu kegiatan wajib saat datang ke Taman Kelinci Bambu Apus. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Berfoto menjadi salah satu kegiatan wajib saat datang ke Taman Kelinci Bambu Apus. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Di tempat ini, pengunjung bisa berinteraksi dengan kelinci, mulai dari menggendong hingga memberi makan.

Bahkan pengunjung juga bisa membawa pulang pupuk organik cair dari urine kelinci untuk program Go Farm yang dicanangkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Saat ini tidak kurang dari 77 botol berisi pupuk organik cair tersedia di pintu masuk taman. Pupuk tersebut bisa dibawa pulang pengunjung.

“Estimasi per hari urine-nya kalau tidak salah 7-10 liter per hari dari seluruh kelinci. Air urine ini kita aerasi selama 21 hari sebelum dikemas ke dalam botol,” katanya.

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta membuat pengelola Taman Kelinci Bambu Apus terpaksa membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung.

Taman pun dibuka hanya pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pagi pukul 08.00-09.00 WIB.

Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pengelola Taman Kelinci telah memiliki kewenangan untuk memberikan tarif masuk wisatawan sesuai dengan Pergub Nomor 64 Tahun 2017 tentang tarif BLUD pada parameter edukasi wisata.

Tarif yang ditetapkan seharga Rp5.000 untuk sekali masuk dan Rp5.000 untuk pakan kelinci. Tapi selama pandemi, wisatawan dibatasi sepuluh orang dan wajib mendaftar melalui situs resmi di sini.

(ard/ard)

[Gambas:Video CNN]

Also Read

Bagikan: