Wisata edukasi farm

Gundana

Tibelat Farm, salah satu wisata edukasi di Agro Wisata Marina, Tanjungriau, menjadi lokasi yang sangat cocok bagi Anda yang ingin memberikan pengetahuan kepada buah hati sambil bermain di alam bebas.

BATAM (RIAUPOS.CO) — Di lokasi tersebut terdapat kolam-kolam yang diisi beragam jenis ikan. Salah satunya ikan Arapaima gigas yang berasal dari danau amazone.  Pemilik Tibelat Farm, Ray Shandy Stefandy, mengatakan, pihaknya memiliki koleksi 20 jenis ikan, baik lokal maupun luar negeri.

“Tempat kita ini ramai setiap Sabtu dan Ahad. Baik perorangan, rombongan keluarga dan perusahaan serta para pelajar baik TK, SD, SMP, SMA/K dan perguruan tinggi,” ujarnya, Jumat (21/2/2020) lalu.

Ia menjelaskan, nama Tibelat Farm memiliki arti sesuatu yang dimudahkan atau selalu dalam ingatan. “Di sini kita ada kelompok budidaya ikan air tawar yang pertama di Batam dengan luas lahan dua hektar dan sudah ada sejak 2003 lalu,” ujarnya.

Menurutnya, di sana para pengunjung akan diberikan informasi terkait tata cara budidaya ikan. “Kita juga memberi contoh pembelajaran cara budi daya ikan air tawar,” jelasnya.

Kata dia, ada 20 jenis ikan di Tibelat Farm. Salah satunya ikan Arapaima Gigas yang berasal dari danau amazone. “Kalau ikan lokal ada lele, ikan mas, gurame, bawal, patin dan lain sebagainya,” kata dia.  

Khusus untuk edukasi kepada anak-anak, pihaknya memberikan tips bagaimana cara memberi makan kepada ikan. “Selain itu anak-anak bisa berinteraksi dan menangkap ikan dan kita sudah mempersiapkan kolam khusus untuk anak-anak,” jelasnya.

Sehingga anak-anak kata dia, bisa berenang sambil menangkap ikan. Menariknya pihaknya akan memberikan bingkisan atau oleh-oleh satu ekor ikan khusus untuk anak-anak yanng melakukan wisata edukasi. “Tujuannya agar anak-anak bisa belajar di rumah cara memelihara ikan,” jelasnya.

Nah bagi Anda yang hobi memancing, Tibelat Farm juga menyediakan kolam pemancingan.

Hasil pancingan Anda pun dapat diolah langsung di lokasi. “Ikan hasil pancingan bisa bakar di sini atau bisa juga kita masakkan,” paparnya.

Kata Ray, apabila pengunjung meminta untuk meminta bantuan pihaknya untuk memasak hasil pancingan, ada empat menu makanan dari olahan ikan yang dihidangkan.

“Nanti ada yang dibakar, dibuat asam pedas, asam manis dan goreng krispi,” tuturnya. Pihaknya juga akan memberikan pelatihan khusus untuk rombongan mahasiswa atau umum bagaimana tata cara budi daya ikan. “Kita juga latih sampai ke cara pemasaranya dan cara pengelolaan ikan,” katanya.

Di Tibelat Farm lanjutnya, juga program pembekalan bagi para karyawan perusahaan dan pejabat pemerintahan .

Untuk biaya masuk pihaknya mematok harga Rp15 ribu per orang bagi anak sekolah mulai dari TK hingga SMP. “Itu sudah termasuk oleh-oleh yang bisa dibawa pulang berupa anak ikan, ilmu edukusi, lomba menangkap ikan,” jelasnya.

BACA JUGA:   Favorit 16 Foto Menarik Wisata Istana Tampaksiring

Sementara untuk orang dewasa dipatok Rp25 ribu masuk untuk orang dewasa. Biaya tersebut kata dia, sudah termasuk makanan dan minuman. “Serta kita berikan edukasi atau ilmu dan bisa memberikan makan ikan plus oleh-oleh berupa ikan kecil,” ucapnya.

Tidak hanya itu, di Tibelat Farm, Anda juga akan diberikan ilmu tata cara menanam sayuran, buah-buahan serta cara menama cabai.

Pihaknya juga melayani pembelian ikan air tawar kepada pengunjung. “Bisa beli ikan dengan cara memancing sendiri atau mau beli langsung juga bisa semua tergantung pengunjung,” jelasnya. Kata dia, harga ikan air tawar tidak jauh beda dengan harga di pasar.

Seperti lele dibanderol Rp30 ribu per kg, patin Rp40 ribu, nila Rp45 ribu, bawal Rp55 ribu, ikan mas Rp65 ribu dan gurame Rp75 ribu.

“Kita memberikan garansi, bila rasa ikan tercium bau lumpur uang akan kita kembalikan dua kali lipat,” jelasnya.

Pihaknya juga menyediakan bibit ikan baik ikan konsumsi dan ikan hias.(ali/rpg)

Laporan RPG, Batam

Unika Soegijapranata melalui program Matching Fund Kedaireka mengembangkan Wisata Edukasi Green Fresh Farm (GFF) di Desa Jatirejo, Kec. Gunung Pati, Kota Semarang. Dr Elizabeth Lucky Maretha Sitinjak SE MSi beserta tim, sepakat untuk mengembangkan potensi desa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat di Desa Jatirejo. Sabtu (10/12/22) merupakan acara Grand Opening & Serah Terima Luaran dari tim Peneliti Kedaireka Unika Soegijapranata kepada Warga Desa Jatirejo.

Program pengabdian masyarakat yang dilakukan tim Kedaireka Unika Soegijapranata sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengubah desa Jatirejo menjadi sebuah wisata edukasi yang unik dan menarik.

Baca juga : Tim Kedaireka Wisata Edukasi Green Fresh Farm Susu Sapi Jatirejo

“Wisata Edukasi GFF ini menjadi satu tempat yang dapat memberikan fasilitas one stop, sehingga masyarakat dapat belajar mengenai bagaimana susu yang kita minum, dari sapi yang seperti apa sih, perawatan sapinya bagaimana, susu yang bagus diolah itu yang bagaimana, sehingga manfaat gizi tetap terjaga,” tutur ketua tim Kedaireka.

BACA JUGA:   Wisata Ciberes Cikulak

Baca juga : Tim Kedaireka Unika Soegijapranata Melakukan Peletakan Batu Pertama dan Workshop Wisata Edukasi di Desa Jatirejo

Susu Sapi, Ikon Desa Jatirejo

Susu sapi menjadi salah satu ikon menarik dan menjadi komoditas utama yang dimiliki Desa Jatirejo. Oleh sebab itu, muncul berbagai produk olahan berbahan dasar susu sapi. “Untuk produk olahan susu sapi yang dihasilkan dari wisata edukasi GFF di antaranya silky puding, susu pasteurisasi, yogurt, es krim dan nasi guling. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan lebih mengetahui dan tertarik akan wisata edukasi ini,” ujar Dr Lucky.

Baca juga : Tim Kedaireka Unika Soegijapranata Lakukan Pemantapan Wisata Edukasi Green Fresh Farm (GFF) Susu Sapi di Jatirejo

Unika Soegijapranata juga dalam hasil penelitiannya berhasil mengimplementasikan energi terbarukan melalui biogas dari kotoran sapi dan panel surya dalam memenuhi kebutuhan listrik di Desa Jatirejo. “Sehingga kita memanfaatkan sumber energi dari alam supaya masyarakat juga tidak terbebani,” ujarnya.

Kegiatan Grand Opening dan Serah Terima oleh tim peneliti kepada warga Jatirejo dalam hal ini akan diserahkan ke Bu Lurah Jatirejo, agar wisata edukasi Green Fresh Farm (GFF) di Jatirejo tetap berjalan dan lebih terkenal di kalangan masyarakat. Dr Lucky juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama berkolaborasi dan terus mempromosikan wisata edukasi Green Fresh Farm (GFF) melalui platform akun tiktok, IG, Facebook, dan Youtube. Ia juga berharap peran dan dukungan pemerintah dalam mengembangkan wisata edukasi GFF ini.

[Humas Unika Soegijapranata/Cis]

 

Berita Terkait :

Lumajang

Ada wisata edukasi peternakan kambing di lereng Gunung Semeru. Lokasinya berada di desa Kandang Tepus, Senduro, Lumajang.

Wisatawan yang berkunjung ke Goatzilla Farm cukup membayar uang masuk Rp 50.000 per orang dan Anda akan diberikan pengetahuan yang mungkin belum pernah anda dapatkan sebelumnya. Mulai mengenal berbagai jenis kambing hingga memberi makan kambing secara langsung.

Goatzilla farmAda wisata edukasi peternakan kambing di lereng Gunung Semeru. Lokasinya berada di desa Kandang Tepus, Senduro, Lumajang. Foto: Nurhadi Wicaksono

Ada wisata edukasi peternakan kambing di lereng Gunung Semeru. Lokasinya berada di desa Kandang Tepus, Senduro, Lumajang. Foto: Nurhadi Wicaksono

Para pengunjung juga bisa menikmati pengalaman memerah susu kambing, memberi minum anak-anak kambing dengan dot serta menggendong anak kambing. Selain itu, pengunjung bisa menikmati aneka olahan susu kambing yang kaya akan manfaat bagi tubuh di wisata ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Di wisata edukasi peternakan kambing ini pengunjung bisa member makan kambing, memerah susu, menggendong anak kambing, serta menikmati olahan susu kambing,” ujar Lutfi, pengelola wisata edukasi peternakan kambing Goatzilla Farm kepada detikJatim, Minggu (9/1/2022).

BACA JUGA:   Tempat main anak di aeon mall bsd

Goatzilla farmAda wisata edukasi peternakan kambing di lereng Gunung Semeru. Lokasinya berada di desa Kandang Tepus, Senduro, Lumajang. Foto: Nurhadi Wicaksono

Ada wisata edukasi peternakan kambing di lereng Gunung Semeru. Lokasinya berada di desa Kandang Tepus, Senduro, Lumajang. Foto: Nurhadi Wicaksono

Para pengunjung mengaku senang berwisata di Goatzilla Farm karena memberikan pengalaman yang berbeda.

“Suasananya nyaman serta bisa memeras susu kambing, memberi makan kambing, dan banyak lagi yang lainnya,” ujar salah satu pengunjung Yeni Martha.

Pengelola wisata tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan kepada para pengunjung untuk mencuci tangan sebelum masuk ke kawasan wisata, memakai masker, serta menjaga jarak.

Artikel ini telah tayang di detikJatim. Untuk informasi dan berita seputar Surabaya, Malang, dan daerah-daerah di Jatim, klik di sini.

Simak Video “

Seru! Berwisata Sambil Belajar di Peternakan Kambing Lereng Semeru


[Gambas:Video 20detik]
(elk/elk)

SEMARANG, suaramerdeka.com – Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang sedang serius mengembangkan desa wisata. Salah satu konsep yang kini mulai digarap yaitu Green Fresh Farm (GFF), yang mengusung wisata edukasi berbasis peternakan, khususnya sapi perah.

Lurah Jatirejo, Musfiyati mengatakan, wilayahnya selama ini sudah dikenal dengan kekhasan budaya lokalnya, serta potensi desa yang dapat dijadikan komoditi bagi wisatawan. Dia menyadari, untuk menjadi suatu desa wisata unggulan, masih memerlukan banyak pembenahan, khususnya prasarana dan kelengkapan pendukungnya.

“Perlu prasarana pendukung untuk mengoptimalkan, seperti permainan anak sederhana, tempat swafoto hingga pemandu wisata. Kedepannya kami akan memikirkan konsep paket wisata yang menarik dan bisa menjangkau seluruh masyarakat,” ujarnya usai peresmian wisata edukasi tersebut, Sabtu 10 Desember 2022.

Baca Juga: Mahasiswa Unika Inovasi Nasi Jagung Daun Jeruk, Rasaya ? Coba Sendiri

Peresmian ini sekaligus sebagai bentuk serah terima atau luaran penelitian dari tim peneliti Kedaireka Unika Soegijapranata. Penelitian ini merupakan program Matching Fund Kedaireka 2022 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek.

Adapun pada kegiatan peresmian ini turut dihadiri perwakilan beberapa dinas terkait, kecamatan, kelurahan serta Wakil Ketua Yayasan Sanjoyo dr Koesbintoro Singgih MM.

Sementara itu, Ketua tim peneliti, Dr Elizabeth Lucky Maretha Sitinjak MSi menyatakan, pihaknya akan mengajak masyarakat untuk bersama-sama berkolaborasi, termasuk mengharapkan peran dan dukungan pemerintah dalam mengembangkan wisata edukasi ini.

Baca Juga: Peneliti Unika Kembangkan Startup Perhutanan Sosial

“Untuk produk olahan susu sapi yang dihasilkan dari wisata edukasi GFF di antaranya silky puding, susu pasteurisasi, yogurt, es krim dan nasi guling. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan lebih mengetahui dan tertarik akan wisata edukasi ini,” ujarnya.

Dia berharap, hasil penelitian dan pengabdian berupa wisata edukasi ini mampu memberikan pengaruh positif, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. Pihaknya pun sudah merancang sedemikian rupa untuk mengubah Jatirejo menjadi sebuah wisata edukasi yang unik dan menarik.

Also Read

Bagikan: