Mengagumi Keunikan Arsitektur di Wisata Sunan Bonang, Jawa Timur

Gundana

Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban

Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban
Saat beribadah, seringnya kita menginginkan suasana hening agar lebih fokus. Namun terkadang suara bising lalu lintas mengganggu konsentrasi kita. Nah, nampaknya kamu perlu mempertimbangkan untuk mengunjungi Masjid Aschabul Kahfi, Tuban, yang berada di perut bumi.
Terletak di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, masjid tersebut memang terletak di dalam sebuah gua. Gua yang sempat terbengkalai itu disulap menjadi tempat ibadah yang artistik. Berada di bawah tanah, membuat masjid ini minim polusi suara. Keheningan yang ditawarkan Masjid Aschabul Kahfi menjadikannya tempat yang pas untuk iktikaf.

Kecantikan tempat ibadah itu juga tak luput dari perhatian warganet. Stalaktit yang menggantung di langit-langit gua berpadu dengan pilar-pilah megah konstruksi masjid. Cahaya yang temaram juga menjadi pesona tersendiri.
Karena keunikannya, Masjid Aschabul Kahfi kerap menjadi destinasi religi wajib saat mengunjungi Tuban, kabupaten di pantai utara Jawa Timur. Ornamen ukiran dan bebatuan di tempat ibadah itu tak luput dari objek foto pengunjung.

Begitu sampai di depan masjid, pengunjung akan disambut oleh gapura yang dihiasi ukiran huruf Arab dan Jawa kuno. Kamu akan diarahkan menuruni anak tangga menuju perut gua. Sensasi mengunjungi gua berpadu dengan keindahan masjid, pasti menarik bukan?

Sejarah dan Keindahan Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban

Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi itulah nama tempatnya di tuban jawa timur, itu merupakan masjid yang di bangun oleh KH. Shubhan, dan tubanlah yang memiliki tempat untuk bisa mendirikan masjid di dalam perut bumi, awal pembanggunan masjid ini di mulai dari sekitar tahun 2002, dahulunya tempat itu merupakan Gua pembuangan sampah oleh masyarakat dan KH,Subhan membersihkanya dan membangun masjid yang kini dijadikan pondok pesantren juga.
Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban
Ketika kita masuk ke dalam masjid ini kita akan memasuki lorong-lorong dalam kecil utnuk masuk ke dalam masjid yang juga di jadikan sebagai pesantren,Selain cukup panjang lorongnya juga berkamar-kamar sehingga seperti layaknya rumah di perut bumi. Karena panjangnya itulah maka oleh pengelola gua tersebut dibuat masjid yang bisa digunakan untuk sembahyang. Oleh karena itu obyek wisata itu di sebut Masjid Perut Bumi atau “Masjid Ashabul Kahfi “.

Masjid yang memiliki nama “Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi” dapat kita kunjungi Alamatnya terletak di Jalan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Tuban, Jawa Timur.
Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban
Masjid ini seperti masjid-masjid lanya yakni memiliki Kubah dan gerbang lengka dengan papan Namanya, Untuk Arsitek masjid ini di gagas oleh KH,subhan dan beberapa Negara luar, dan saya lupa negara mana saja yang saya ingat setidaknya ada 4 negara yang ikut dalam Arsitek masjid ini, salah satunya singapura.

BACA JUGA:   Wisata Goa Sunan Mas yang Memukau

Seperti pada umumnya, masjid perut bumi ini juga memili kubah, walau kubah tidak terlalu besar tapi identitas masjidnya sudah terasa kental sekali. Dan tak jauh dari tempat tersebut terdapat tempat santai para pengunjung yang terkesan Asri dan menentramkan. Sering terlihat ditempat tersebut orang yang mengamati dan mengagumi keunikan masjid yang baru ditemukan satu satunya ini. Pilar kokoh penyangga pada ruang utama itu juga membuat kesan daya tarik tersendiri bagi pengunjung
Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban
Pengunjung bisa memasuki Masjid gua ini lewat jalan biasa di pinggir jalan raya. Setelah masuk ke pintu kecil kemudian jalan mulai turun lewat tangga-tangga batu .

Beberapa puluh meter kemudian kita telah masuk ke dalam Masjid perut bumi dengan puluhan kamar-kamar kecil. Setiap kamar dihiasi dengan lampu warna-warni dan juga batu-batu alam yang indah dipandang. Tatkala ditemukan pertama kali sekitar tahun 2002, lokasi masjid perut bumi ini adalah tempat pembuangan sampah.

Untuk mencapai lokasi Masjid perut bumi Tuban ini tidak sulit . dari arah Semarang Masuk ke Kota Tuban terus saja menuju ke Arah Babat . Sampai pertigaan ada tanda arah yang menuju obyek wisata tersebut. Anda bisa naik kendaraan pribadi atau berombongan naik bis, tepat parkirpun tidak jauh dari obyek wisata ini. Tidak ada tiket masuk, tetapi bagi pengunjung yang bawa kendaraan dikenai biaya Parkir Rp. 5.000,-

Sekian Informasi mengenai Artikel Ini yaitu Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban, semoga informasinya bermanfaat bagi netizen pengunjung website kami, terimakasih sudah berkunjug di Website QURNIA Tour & ravel | Rental Mobil Purwodadi Grobogan Jawa Tengah yang menginformasikan tentang artikel Wisata Religi Masjid Aschabul Kahfi (Masjid Perut Bumi) Tuban, Salam Sukses Selalu Ya.

Sebarkan ini:

Mudabicara.com_ Para wisatawan yang seringkali berkunjung ke Kabupaten Tuban, pasti sudah tidak asing lagi bukan mendengar nama Masjid Agung Tuban?. Hampir semua orang yang telah berkunjung mengagumi keelokan bangunan yang berdiri tepat di barat alun-alun Tuban.

Di samping memiliki arsitektur yang indah, masjid ini juga menyimpan sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan dakwah yang dilakukan Sunan Bonang di Kabupaten Tuban.

Untuk itu menarik untuk dibahas bukan sejarah Masjid Agung Tuban dan apa yang menjadi daya tarik sehingga para wisatawan dapat terpikat dengan kemegahan dan keindahan masjid tersebut.

Kini mudabicara ingin mengulas lebih dalam mengenai sejarah kokohnya bangunan bersejarah yang menjadi salah satu ikonik Islam di Kabupaten Tuban.

Daya Tarik Masjid Agung Tuban 

Masjid Agung Tuban berada di jantung kota tepatnya barat alun-alun Tuban. Kawasan masjid tersebut merupakan salah satu kawasan strategis wisata karena berdekatan dengan wisata religi Sunan Bonang, Goa Akbar, dan Pantai Boom.

BACA JUGA:   Pamphlet Woro-Woro Wisata Religi Sunan Muria dan Kudus

Letak yang strategis tersebut membuat masyarakat mudah menemukan lokasinya. Kini tidak hanya masyarakat sekitar saja yang terpikat akan kemegahan dan keindahan Masjid Agung Tuban. Namun masyarakat dari berbagai daerah bahkan luar provinsi juga turut berkunjung.

Fenomena ini dampak dari perkembangan sektor pariwisata. Rute para peziarah biasanya bermula dari Makam Sunan Bonang kemudian mampir berkunjung ke Goa Akbar dan diakhiri menunaikan shalat di masjid sembari beristirahat.

Selain itu para peziarah bisa mlipir ke Pantai Boom yang lokasinya juga masih berdekatan. Sejarah mencatat pantai ini dulunya merupakan pelabuhan penting pada masa keemasan kerajaan Majapahit.

Gaya Arsitektur Masjid

Di samping letaknya yang strategis Masjid Agung Tuban juga memiliki arsitektur yang indah dengan perpaduan antara arsitektur Kolonial, Timur Tengah, dan Tropis Lembab. Nuansa Islami kental di dalamnya sehingga memiliki kesan monumental, megah, dan kokoh, serta mewah.

Pemilihan gaya menyesuaikan dengan kondisi alam Tuban yang tropis  dan lembab karena lokasinya di tepi Pantai Utara Laut Jawa.

Terdapat berbagai macam ornamen yang terukir indah pada tembok bangunan dan memiliki enam menara dengan susunan dua menara utama dan empat menara penunjang. Menara berfungsi sebagai pendukung bangunan utama masjid sekaligus menyajikan simbol keagungan dan kemegahan.

Adapun model menara seperti model menara khas daerah Timur Tengah. Selain itu, Masjid Agung Tuban memiliki lima kubah dengan satu kubah utama dan empat kubah lainnya di bagian kiri dan kanan.  Warna kubah bervariasi sehingga menambah keunikan tersendiri di tambah dengan kombinasi warna biru dan kuning menyala.

Hal tersebut yang menjadikan kubah dan menara pada masjid agung Tuban memiliki keindahan yang luar biasa, terlebih saat malam hari. Citra keindahan akan semakin kuat dengan adanya empat payung yang terletak di halaman masjid yang mana masjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Semarang.

Suasana Masjid Tuban

Suasana malam masjid agung Tuban sangat syahdu. Perpaduan cahaya temaram menambah kekhidmatan para pengunjung saat datang ke masjid. Bahkan banyak orang menyebutnya negeri 1001 malam.

Selain melaksanakan ibadah, para pengunjung tak mau menghilangkan momen indah dengan berswafoto sembari beristirahat.

Fenomena di atas secara tidak langsung seakan-akan membuat citra masjid sebagai objek wisata namun pada dasarnya hal itu tidak mengubah fungsi utama masjid yakni tempat ibadah.

Para pengurus masjid membuat peraturan terkait adab ketika di kawasan masjid salah satunya tidak diperbolehkan mengambil foto tempat sakral di lingkungan masjid. Harapannya dengan peraturan ini ketertiban dan kekhusukan ibadah para pengunjung tidak terganggu.

Sebab para pengunjung Masjid Agung Tuban ini sebagian besar adalah para peziarah makam Sunan Bonang. Dan tentu tujuan utama mereka adalah ibadah (ziarah) bukan semata-mata rekreasi.

BACA JUGA:   Lokasi makam mbah mangli magelang

Sejarah Masjid Agung Tuban

Masjid yang berdiri kokoh di tengah-tengah kota tersebut tidak lepas dari sejarah panjang. Konon keberadaan Masjid sudah ada sejak zaman Wali Songo yakni masa Sunan Bonang menyiarkan agama Islam di Kabupaten Tuban.

Bentuk bangunan pada masa sekarang ini bukan bentuk aslinya, bangunan masjid sudah mengalami beberapa kali pemugaran.

Masjid Agung Tuban berdiri pada tanggal 29 Juli 1894 oleh Raden Tumengung Koesoemodikdo. Ia merupakan Bupati Tuban pada masa itu.Pernyataan ini berdasarkan adanya peninggalan berupa prasasti yang terdapat pada tiang bagian depan bangunan masjid.

Namun sebelumnya sudah ada cikal bakal masjid yang terletak di bagian barat masjid yang berdiri sekarang ini. Semasa Sunan Bonang berdakwah masjid ini digunakan untuk beribadah serta aktivitas dakwah.

Pendirian masjid merupakan kebutuhan dimana masyarakat Tuban waktu itu sudah banyak memeluk agama Islam. Pembangunan masjid dengan gotong royong bahkan bahan bangunan dan material pun berasal dari swadaya masyarakat.

Pada awal bediri bentuk bangunan sangat sederhana namun bergaya kolonial. Arsitek pembanguan masjid adalah Toewan Opzhter B.O.W.

Pemugaran Masjid Besar Tuban

Selama ini Masjid Agung Tuban sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran pertama kali sekitar tahun 1960 sampai 1987 kemudian diresmikan oleh Trimarjino Wakil Gubernur K.D.H TK I Jawa Timur.

Bukti otentiknya dapat kita lihat di prasasti pada tiang penyangga depan masjid.Berikutnya pemugaran pada bangunan bagian kiri dan kanan yang bertujuan untuk memperindah bentuk masjid.

Pada tahun 2004 Bupati Haeny Relawati Widyastuti melakukan pemugaran total. Salah satu tujuanya adalah untuk memperbesar kapasitas masjid.

Pasca pemugaran masjid menjadi dua lantai. Ada beberapa tambahan bangunan antara lain penambahan sayap kiri, kanan, enam menara, lima kubah, dan kolam air mancur. Pemugaran selesai pada 18 Februari 2006 dan diresmikan oleh M. Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden RI saat itu.

Pada tahun  2016, Bupati Fathul Huda melakukan penyempurnaan dengan menambahkan empat payung di bagian halaman masjid serta menghilangkan air mancur di depan masjid.

Pemugaran yang dilakukan bukan semata untuk nilai kemegahan dan keindahan Masjid Agung Tuban. namun sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.

Ikonik Islam Di Pesisir Utara

Masjid Agung Tuban ini merupakan salah satu ikonik Islam di pesisir pantai utara khususnya kabupaten Tuban. Keberadaannya sebagai bangunan bersejarah dapat tercermin dari bentuknya.

Misalnya enam menara dapat berarti enam rukun iman dan lima kubah berarti lima rukun Islam. Selain itu empat payung juga dapat berarti melambangkan empat Khulafaur Rosyidin.

Masjid Agung Tuban ini mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin komplek, dimana mampu memberikan solusi di setiap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Tidak hanya mengalami perkembangan fisik saja namun juga pada bagian fungsi yang semakin meluas. Pada awal pendiriannya hanya sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan.

Kini Masjib Agung Tuban sudah menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pada bidang pendidikan dan bidang sosial-ekonomi.

 

Tulisan Terkait:

Also Read

Bagikan: