Taman siaga pintar

Gundana

Jotiaon R`oj Uijiaon Lonco Sokon Riolo Uintor

?.Rdg

utf

on ur

uto

n tin

lfo

ton co

jok si

olo ..

.

o.G

on

to

ro

, Jo

fs

on

o

 g.Gontoro, Gontu, Wofit

b.Wo

ku

, W

of

it

,

Sd

ro

p

c.Ku

jo

, G

on

tu

, S

ot

o

Funbi Mowogon = C

7.Ri

op

o go

po

f po

nc

u cu

ni

o ..

.

o.Ri

r W

`g

dr

t G

`c

dn

U`

wd

jj

 g.M`an Fdndcy

b.Og

ro

a

ok

J

in

b`

jn

c

.W

`

g

d

r

t

Funbi Mowogon = O

2.Opo

fdp

onm

onl

on c

ori

pro

kuf

o ..

.

o.U

ro

mo

Ku

c

i F

ir

on

o

 g.Uromo Kuco Forono

b.Uo

nc

u

Ku

ci

Fi

ro

no

c.Uo

nc

u K

uc

o F

or

on

o

Funbi Mowogon = G

3.Jo

kg

on

l ldr

of

on p

rok

uf

o …

o

.S

u

n

o

s

G

o

r

u

 g.Sunos Uisonl

b.S

u

n

o

s F

dj

o

p

o

c

.S

u

n

o

s K

u

c

o

Funbi Mowogon = B

4.Aori p

rok

ufo c

ipd

rin

lot

i sdti

op ton

llo

j …

o

.?

3

O

l

u

s

t

u

s

 g.?4 Olustus

b

.?

8

O

l

u

s

t

u

s

c

.?

< O

l

u

s

t

u

s

Funbi Mowogon = O

8.Tsio

onl

l`t

o p

rok

ufo

siol

o .

..

o.?

?

?

4

t

o

a

u

n

PRAMUKA.ID – Kwartir Ranting Sumpiuh, Kwarcab Banyumas, menggelar pesta siaga Rabu-Kamis (23-24/02/2022) di SMP Negeri 01 Sumpiuh yang bertema “Siaga yang Cerdas, Sehat dan Riang Gembira”.

BACA JUGA:   Memukau Wisata Museum Kebudayaan Dan Kerajinan Asmat Dengan 6 Foto

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti cek suhu, memakai handsanitizer, dan peserta yang diwajibkan memakai masker selama kegiatan berlangsung.

Ketua Kwarran Gerakan Pramuka Sumpiuh, Kak Siti Nurhasanah, mengatakan peserta berasal dari pangkalan-pangkalan yang ada di seluruh wilayah Kwartir Ranting Sumpiuh, terdiri dari 10 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan 30 Sekolah Dasar.

“Dalam kegiatan ini terdapat 7 taman atau 7 pos yang harus dilewati oleh para peserta Pramuka Siaga, diantaranya adalah Taman Ketakwaan, Taman Tanda Pengenal Seragam Pramuka, Taman Tali Temali, Taman Siaga Pintar, Taman Ball Gol (memasukkan bola ke dalam keranjang),  Taman Bumbung Kemanusiaan, dan Taman Kebersihan Lingkungan,” katanya.

Tujuan kegiatan ini adalah melatih peserta dalam bidang kepramukaan dan sebagai persiapan untuk perwakilan dari Kwartir Ranting Sumpiuh ke ajang selanjutnya di Pesta Siaga tingkat Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Banyumas.

Sementara ketua panitia kegiatan, Kak Eko Saifudin berharap nantinya para Pramuka Siaga dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh selama latihan di masing-masing pangkalan.

“Selain itu juga untuk bersilaturahmi dengan siaga yang lain serta menambah pengalaman di Pesta Siaga ini sebagai bekal kedepannya,” ucap Kak Eko Safrudin.

***

Penulis: Singgih Dyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Taman Pintar sebagai tempat wisata edukasi di Kota Yogyakarta mengenalkan siaga bencana kepada siswa sekolah dasar yang berada di sekitar lokasi wisata tersebut melalui pertunjukan dongeng Kamishibai.

“Pertunjukan Kamishibai ini digelar dengan tema pendidikan bencana. Sasarannya adalah anak-anak karena kami ingin memberikan sosialisasi siaga bencana dengan cara yang menyenangkan,” kata Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa Malam.

Kamishibai adalah pertunjukan cerita bergambar khas Jepang yang biasanya ditampilkan dengan cara mendongeng. Cerita lebih banyak difokuskan pada pengenalan tanda-tanda tsunami dan cara menyelamatkan diri serta upaya yang sudah dilakukan Jepang untuk menanggulangi tsunami.

BACA JUGA:   Wisata edukasi anak di tangerang

Kegiatan yang digelar di Taman Pintar sejak Sabtu (8/8) hingga Selasa (11/8) merupakan hasil kerja sama antara tempat wisata edukasi itu dengan Universitas Rikkyo Jepang. “Kami memiliki komitmen untuk selalu membagikan ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk merealisasikannya,” kata Yunianto.

Dongeng Kamishibai tersebut disampaikan oleh salah seorang peneliti asal Universitas Rikkyo yaitu Yoko Takafuji.

Menurut Yoko, anak-anak harus memahami berbagai jenis bencana termasuk tsunami sejak dini karena masih banyak masyarakat yang tidak memahami tsunami.

“Usai gempa besar, air laut bisa saja surut. Saat itu, masyarakat justru banyak mencari ikan. Padahal, kejadian itu bisa menjadi awal terjadinya tsunami besar. Kesadaran seperti inilah yang harus ditanamkan sejak dini,” katanya. Kegiatan tersebut, lanjut dia, dilakukan karena persamaan kondisi antara kedua negara, yaitu wilayah rawan gempa bumi dan tsunami.

Salah satu siswa, Ahwan dari SD Tegalrejo 1 mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut karena menambah pengetahuan tentang gempa dan tsunami. “Sekarang saya sudah tahu apa itu tsunami dan bagaimana kejadiannya,” katanya.

sumber : Antara

Also Read

Bagikan: