Wisata religi watu gedhek

Gundana

SATUKANAL.com, BANYUWANGI – Gedhek adalah anyaman dari bambu yang dipakai untuk dinding rumah sederhana (desa), Tak hanya dari bambu, di wilayah desa Jambewangi Kecamatan Sempu Banyuwangi terdapat batu yang menyerupai gedhek.

Watu gedhek (Batu Anyaman) orang sekitar menyebutnya, Batu tersebut tersusun berlipat lipat ke atas hingga menyerupai gedhek, dari situlah nama tersebut muncul.

Konon Batu tersebut adalah sabuk Gunung Raung (ikat pinggang), letaknya yang mengelilingi sepanjang kaki Gunung Raung, warga sekitar mempercayai batu tersebut adalah pondasi atau sabuknya gunung Raung. Keunikan tersebut sehingga dikelola oleh masyarakat sekitar sebagai tempat wisata alam.

“Dulu sempat ramai, tapi sekarang sudah jarang mungkin karena banyak wisata baru bermunculan, akan tetapi kami tetap merawatnya” kata Samsul sebagai pesanggem atau salah satu pengurus wisata Alam Watu gedhek (11/1/2021)

Tak jarang ada juga orang yang mendatangi tempat tersebut untuk meditasi mendekatkan diri ke Maha Pencipta, warga sekitarpun mengkeramatkan batu gedhek itu, keindahan yang disuguhkan, serta pancuran sumber mata air yang mengalir jernih secara alami melengkapi keindahanya.

Wisata Watu gedhek kini terlihat tidur, bubuk gubuk yang dibuat untuk berteduh sambil menikmati alampun banyak yang rusak dan rapuh.

Rumput-rumput sekitarpun terlihat lebat di seluas area wisata tersebut, akan tetapi selalu di rawat oleh bapak Samsul guna memebersihkan dan memperbaikinya.

Beliau berharap banyak pengunjung yang mendatangi tempat tersebut sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

 

 

 

Pewarta: Abdul Konik
Editor: Redaksi Satukanal

Banyuwangi, LENSANUSANTARA.CO.ID – Puluhan pengunjung silih berganti keluar masuk pada saat destinasi Wisata Watu Gedhek Jambewangi kembali di buka. Minggu (9/01/2021)

Bertempat di pangkuan LMDH mitra hutan lestari yang terletak di KRPH Kali Setail

BACA JUGA:   Keunggulan Ekonomi Wisata Sunan Gunung Jati: Menginspirasi Perkembangan Ekonomi Lokal

Menurut Akbari selaku Pokja dan pengelola wisata Watu Gedhek menyampaikan kepada awak media lensa, bahwa dibukanya kembali wisata tersebut guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Wisata Watu Gedhek ini tidak jalan mulai pertama ada Corona, dan di buka kembali untuk yang kedua kalinya karena ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan yang hingga saat ini, akibat dari Corona masih dalam tahap pemulihan ekonomi.” ucapnya

“Maka dari itu, kami berharap, dengan di bukanya wisata ini, bisa membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.” kata Akbari

Nampak jelas dalam acara pembukaan tersebut, puluhan pengunjung berdatangan dengan silih berganti, memperlihatkan, bahwa wisata Watu gedhek masih dirindukan oleh masyarakat luas setelah sekian lamanya tidak beroperasi akibat pandemi

Seperti yang di katakan oleh salah satu pengunjung asal Gunungsari kepada wartawan. “Suasananya disini sangat sejuk dan nyaman untuk di buat santai.” kata Wulan 27 tahun

Sementara pengunjung lainnya juga mengatakan. “Wisata disini itu sangat bersih dan anginnya sepoi-sepoi mas, dengan wisata yang bersihnya seperti ini, maka semua pengunjung yang datang akan merasa nyaman dan ketagihan.” Tuturnya Indah asal Temuguruh.

Kepala desa jambewangi yang berkesempatan hadir menyapa pengunjung wisata watu gedhek mengatakan, di bukanya destinasi watu gedhek ini merupakan awal yang baik, selain dengan menampilkan sejuta keindahan alam yang masih asri ciri khas hutan Pinus nya.

” Bahkan watu gedhek merupakan legend destinasi wisata yang di miliki masyarkat jambewangi dan pernah buming di tanah blambangan pada eranya, maka saat ini destinasi watu gedhek akan kembali dapat di nikmati oleh masyarakat luas, selain itu ada beberapa destinasi lain yang dalam rencana dibuka, seperti halnya Arboretum, watu prahu, Goa walet serta bumi perkemahan dusun Sidomulyo yang hingga saat ini masih aktif di pergunakan oleh pihak pendidik,” tandasnya Maskur Sag. Selaku kepala desa Jambewangi (Dhofir)

Also Read

Bagikan: